Tetapi kini, Efrizal patut menyombongkan diri. Lantaran nanas yang ditanamnya, dalam satu hektare yang rasanya manis mencapai 80 persennya.
Selain soal rasa, hasil produksinya juga turut melimpah. Saat ini, dalam satu hektare kebun bisa menghasilkan rata-rata 80 ton nanas per tahun. Bahkan jika kondisi bagus bisa sampai 100 ton.
Baca Juga: Pelatih Shin Tae-yong Bocorkan Strategi Timnas Indonesia Untuk Hadapi Malaysia
Karena nanas yang ditanam Efrizal dan petani lainnya berbeda, maka permintaan mengalir deras. Nanas madu Efrizal sudah merambah pasar domestik. Seperti Bogor, Depok, Jakarta hingga Surabaya.
Bahkan, sempat dilirik pasar ekspor. Yakni, dari negara Qatar. Namun, sampai saat ini masih ada kendala. Salah satunya, soal tingginya biaya kirim.
Baca Juga: Shin Tae-yong Kabarkan Egy Maulana Vikri Jelang Pertandingan Timnas Indonesia vs Malaysia
"Alhamdulillah, berkah kami bertemu dengan tim riset PT. Pupuk Kujang. Saat ini, perputaran uang yang ada di koperasi dan kelompok tani antara Rp 3-5 miliar dalam setahun," ujarnya.
Efirizal menyebutkan, harga nanas saat ini Rp1.500 sampai Rp3.500 per kilogram. Sedangkan, untuk suplai ke supermarket Rp 6.000 per kilogram.
Baca Juga: Alat Mendaki Gunung Wajib di Persiapkan Perlengkapannya yang Perlu Diketahui
Dengan demikian, lanjutnya, produksi mengalami kenaikan 30 persen. Serta, harga jual juga naik 80 persen.
Selain itu, PT. Pupuk Kujang juga memberi bantuan dari Departemen PKBL pada 2019 yakni suport mesin vakum fryng, alat pendukung spiner pengering, serta alat packaging.
Baca Juga: Bareskrim Berhasil Menangkap Satu Orang Tersangka Kasus Penipuan Investasi Alat Suntik Modal Alkes
"Selain menjual nanas, kami juga ada olahan turunannya. Seperti, manisan buah segar nanas, keripik nanas, wajik nanas, keripik pisang serta pupuk cair dari bahan baku limbah nanas,"tukasnya.***