Libernesia.com - Kebijakan pemerintah terkait BBM berpengaruh besar terhadap peredaran pertamax dan pertalite yang juga berimbas pada penjual bensin eceran.
Pasalnya, pegawai SPBU kini tak lagi menerima pembelian BBM dalam jumlah banyak dalam jerigen terlebih pertalite.
Hal ini tentu membuat penjual eceran kelabakan karena harus menjual pertamax yang harganya tidak bersahabat dengan masyarakat kecil.
Baca Juga: Pria Washington Ini Tidak Bisa Merasakan Sakit Meski Lebih dari 80 Tulang Telah Patah
Karena hal itu, penjual menyiasati dengan membeli pertalite dalam jumlah banyak dengan mengisi bahan bakar mobil hingga tanki penuh.
Kemudian, pertalite yang di dalam tangki mobil diambil untuk dijual secara eceran.
Bagi masyarakat Tanjungsari hal ini sangat membantu mengingat jarak SPBU terdekat berada di Cariu yang tentu bagi masyarakat setempat tidak memungkinkan untuk membeli ke sana hanya satu atau dua liter saja.
Penjualan pertamax eceran kini berada di kisaran Rp15.000 per liter yang bagi mereka terasa fantastis di mana biasanya mereka mengecer pertalite seharga Rp10.000.
"Pertalite pun sekarang saya beli di eceran depan seharga Rp12.000 per liter," kata tukang ojek pangkalan Tanjungsari pada Libernesia.
Tukang ojek juga mengatakan bahwa ada beberapa penjual yang masih meyediakan pertalite seharga Rp10.000 namun ukurannya kurang dari satu liter.
Baca Juga: Jelang Arus Mudik, Dishub Kabupaten Bekasi Perbaiki Penerangan Jalan Umum
"Penjual juga ngaku bahwa yang dijual Rp10.000 itu hanya kisaran 3/4 liter," ujarnya lagi.
Berapa pun harga yang dijual, masyarakat akan terpaksa membeli karena kebutuhan akan bahan bakar minyak merupakan kebutuhan yang saat ini bisa deisebut kebutuhan primer.
Masyarakat berharap kebijakan-kebijakan pemerintah dapat menjadi menjadi keringanan untuk masyatakat, bukan malah menguntungkan segelintir pihak.