gaya-hidup

Kembang Api Menjadi Ciri Khas Dalam Perayaan Tahun Baru, Ini Sejarahnya

Selasa, 28 Desember 2021 | 22:11 WIB
Ilustrasi Kembang Api (Pixabay)

Libernesia.com - Sebentar lagi masuk tahun baru 2022. Banyak orang yang sudah merencanakan perayaan tahun baru.

Ada yang merencanakan liburan bersama keluarga, teman, bahkan pacar. Ada juga sebagian orang yang memilih merayakan tahun baru di rumah saja dengan keluarga, bahkan ada juga yang bikin pesta di cafe, hotel dan lainnya.

Namun, merayakan tahun baru kurang lengkap jika tidak menyalakan kembang api. Kembang api menjadi ciri khas merayakan malam tahun baru.

Baca Juga: PT KOHWA Diduga Hilangkan Pasal- Pasal di Perjanjian Kerja Bersama Secara Sepihak

Pesta Kembang Api Menjadi Ciri Khas Sejak Dahulu Saat Merayakan Malam Tahun Baru.

Menurut Live Science, tradisi menyambut tahun baru dengan keramaian dan pesta kembang api sudah ada sejak zaman dahulu kala.

Hal itu dikatakan oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, dan penulis "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays" (Oxford University Press, 2004).

Baca Juga: 46 Warga Indonesia Terpapar Virus Omicron, Menkes : Tetap Waspada dan Hati-hati

Sejumlah ritual, salah satunya yang kini menjelma jadi pesta kembang api saat malam tahun baru, memiliki akar sejarah panjang dan kemiripan di seluruh dunia.

"Ini merupakan sebuah periode transisi. Saat saya melihat ke luar jendela, yang saya lihat adalah salju. Yang terburuk adalah ini baru sekadar awalan karena memang musim dingin. Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya seperti dikutip LiveScience.

Baca Juga: Waspada!! Jelang Pergantian Tahun Baru Jambret di Karawang Makin Marak

Untuk Mengusir Roh Jahat
Dalam konteks perayaan malam tahun baru di zaman dahulu kala orang-orang di seluruh dunia terbiasa menabuh drum hingga menyulut kembang api.

Bahkan banyak orang memukul-mukul sudut ruangan kamar mereka demi menakut-nakuti makhluk menakutkan yang dianggap bergentayangan di malam hari.

"Apapun (bentuk perayaannya) untuk bikin roh jahatnya takut," ujar Aveni.

Halaman:

Tags

Terkini