Libernesia.com - Presidensi G20 adalah sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk merefleksikan posisi Indonesia dalam rantai ekonomi global serta pembelajaran bagi generasi muda untuk memanfaatkan momentum ini.
Konferensi tingkat tinggi kepala pemerintahan dan kepala negara G20 akan berlangsung pada 15-16 November 2022 di Bali.
Menurut informasi bahwa adanya aksi Walk-out terkoordinasi oleh negara negara barat dalam pertemuan menteri keuangan G-20, Rabu (20/04/2022) di Washington. Hal itu sebagai bentuk protes atas invansi Rusia ke Ukraina, yang terjadi sejak 24 Februari tahun ini.
Di laporkan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak tidak akan mengikuti beberapa pertemuan G20 tertentu.
Sumber Penjabat Perancis mengatakan bahwa para pejabat negara negara G-7 akan meninggalkan kursi mereka ketika perwakilan Rusia berbicara. Sedangkan Menteri keuangan Rusia Anthon Siluanocav sendiri telah di pastikan hadir pada acara tersebut.
G-20 sendiri terdiri dari Amerika Serikat, Afrika Selatan , Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Turki, Uni Eropa dan Termasuk Indonesia. Yang mana tahun ini RI menjadi pemimpinnya dan di beri gelar Presidensi G-20.
Meski demikian, ia meminta negara Barat berhati-hati. Pasalnya dengan melemah pengaruh G-7 bisa membuat China berlaku dominan.
"Rusia dapat bersekutu dengan China. Saya pikir itu hasil yang baik dari perspektif Rusia dan memberi mereka pengaruh lebih besar yang mereka miliki di badan seperti G-20". Kata Direktur Pusat Geo Ekonomi Dewan Atlantik dan mantan Penasihat IMF, Josh Lipsky.
Sumber : ig beritapolitikindonesia
https://www.instagram.com/p/CckUc2qJpkd/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
