Penyebutan “ashabul hijr” dalam ayat ke-80 QS. Al-Hijr sekaligus menandai petunjuk lokasi di manakah pernah hidup kaum Tsamud yang sering dikisahkan dalam semua kitab suci agama-agama keturunan Nabi Ibrahim.
Baca Juga: Sejarah Gempa Tsunami di Selat Sunda yang Perlu Diketahui
Dari petunjuk al-Quran ini pula diketahui keberadaan Kaum Tsamud dan juga kaum Ad yang diabadikan nama lokasi tempat tinggalnya yakni al-Ahqaf sebagai salah satu nama surat al-Quran, bahwa mereka adalah etnis lama yang pernah mendiami jazirah Arab.
Jika mereka adalah etnis lama di daratan Arab, kenapa Rasulullah Saw tidak ingin menolehnya? Jika dari aspek sejarah kota al-Hijr dianggap penting dilihat sebagai cikal bakal lahirnya peradaban Arab, kenapa Rasulullah Saw memerintahkan para sahabatnya untuk menghindarinya?
Baca Juga: Berikut 5 Kata- kata Bijak Umar bin Khattab untuk Nasihat Diri Sendiri
Untuk menjawabnya ada pendekatan yang dapat dikemukakan di sini.
Pertama, larangan berziarah ke kota tua al-Hijr yang bertepatan terjadi pada perang Tabuk adalah wujud komitmen Rasulullah dan para sahabat untuk tidak sengaja mendatangi kota lama bangsa Arab terkecuali mereka terlebih dahulu berziarah ke Mekkah (Bakkah).
Sementara itu semenjak ummat Islam berhijrah ke Madinah hingga terjadinya peristiwa peperangan Tabuk, keinginan mereka kembali berziarah ke Mekkah belum terwujud.
Baca Juga: Polisi Tangkap Dua Pelaku Penyelundupan Rokok Ilegal, Nilainya 350 Juta
Kedua, larangan berziarah ke kota tua al-Hijr merupakan cara Rasulullah mengajarkan hidup sederhana kepada para sahabat.
Sebab meskipun kota al-Hijr dan penduduknya pernah diluluhlantahkan tetapi masih menyisakan keindahan dan kemewahan kota yang dapat dirasakan oleh para pengunjungnya.
Ummat Islam saat itu dianggap belum siap untuk menjalankan transformasi sebelum mereka lebih didekatkan kembali dengan suasana Ka’bah yang sederhana, spiritualis dan bukan materialis.
Baca Juga: Pemkab Karawang Mulai Melaksanakan Vaksinasi Booster, Ini Syarat dan Lokasinya
Oleh sebab itu mereka jangan dekat-dekat dulu dengan nuansa kehidupan masa lalu kota al-Hijr: Bukan karena kota ini dianggap kota berhantu!
Nah, alasan melarang berkunjung ke kota tua al-Hijr semacam itu sudah lain konteksnya dengan masa sekarang.