Libernesia.com - Demi mendapatkan proyek pembangunan lapangan tenis dari Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Karawang pihak sekolah rela mengkroscek uang sendiri untuk melakukan pengurugan.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu SMPN di Karawang, Karsan mengaku harus melakulan pengarugan lahan yang akan dibangunkan proyek lapangan tenis dari Disdikpora Karawang.
"Bidang PO Disdikpora hanya ngasih pengecorannya lapangan nya saja. Kalau pengurugan biayanya dari sekolah," akunya.
Diketahui, Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) berencana mengalokasikan anggaran pembangunan lapang tenis di beberapa titik sekolah.
Berdasarkan APBD Karawang Tahun 2024 Pemerintah Daerah Karawang melalui Disdikpora berencana mengalokasikan anggaran pembangunan lapangan tenis dengan pagu anggaran sati titik sekolah sebesar 200 juta rupiah dengan volume pekerjaan satu paket serta metode pemilihan pengadaan langsung.
Berdasarkan data yang diterima redaksi beberapa titik sekolah yang rencananya akan dibangun lapangan tenis diantanya, SMPN 8 Karawang Barat, SMPN 2 Majalaya, SMPN 3 Tirtamulya, SMPN 1 Pangkalan dan SMPN 2 Rengasdengklok.
Sebelumnya, Pemerhati kebijakan pemerintahan, Asep Agustian SH,MH mendesak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang untuk menjelaskan kepentingan pembuatan lapangan tenis yang akan dibangun di sekolah.
Program pembangunan lapangan tenis pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)Karawang ini kembali menuai kritikan.
Kali ini muncul dari Pemerhati dan pengamat Kebijakan Pemerintah, Asep Agustian SH,MH yang menilai bahwa program pembangunan lapangan tenis yang rencananya akan dibangunkan di setiap sekolah di karawang ini dinilai kurang tepat sasaran.
"Kabid Pemuda Olahraga (PO) Disdikpora yang baru dilantik jangan ngawur deh jangan suka menghayal apalagi mimpi di siang bolong. Program lapangan tenis ini kepentingannya buat siapa? Pejabat tinggi apa anak anak sekolah? apalagi buat masyarakat," ungkapnya dengan nada kesal.
Dia menilai bahwa program lapangan tenis yang akan di bangun di sekolah ini membutuhkan anggaran yang cukup besar. Terlebih kata dia, peralatan yang dibutuhkan untuk bermain olahraga tersebut juga membutuhkan biaya.
"Saya rasa program ini kurang tepat sasaran, berapa meter lahan sekolah yang dibutuhkan untuk membangun. Lalu berapa sekolah yang akan dibangunkan lapangan tenis. Banyak kebutuhannya, terlebih manfaatnya buat siapa," terangnya.