Dikeluhkan Orangtua Siswa, Kepsek SDN Dawuan Tengah V Akui Soal Penjualan Buku LKS Atas Dasar Permintaan

photo author
- Rabu, 11 Desember 2024 | 09:05 WIB
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) V Dawuan V Cikampek, Alamsah (foto: Yana Mulyana).
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) V Dawuan V Cikampek, Alamsah (foto: Yana Mulyana).

Libernesia.com - Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) V Dawuan V Cikampek mengakui bahwa penjualan LKS merupakan atas dasar permintaan orangtua siswa.

Hal tersebut disampaikan Kepala SDN V Dawuan Cikampek, Alamsah mengatakan bahwa pihak sekolah melakukan penjualan buku LKS tersebut merupakan atas dasar dari permintaan orangtua siswa.

Baca Juga: Pimpin Apel, Sekda Karawang Bekerja Sepenuh Hati Dan Penuh Tanggungjawab

"Karena ada permintaan dari orangtua siswa jadi kita lakukan penjualan buku LKS, kalau tidak ada permintaan dari orangtua siswa mungkin sekolah tidak akan melaksanakan," akunya.

Tak hanya permintaan dari orangtua siswa bahkan kata dia dengan adanya buku LKS mampu mengurangi waktu bermain gadget yang kerap dilakukan oleh siswa ketika di rumah.

"Alasannya itu juga, jadi selain di sekolah anak juga di rumah bisa belajar melalui buku LKS dan bisa mengurangi bermain hp," ungkapnya.

Untuk kisaran harga buku LKS yang diperjualbelikan oleh sekolah menurut dia hanya di harga dua puluh ribu rupiah permata pelajaran.

"Untuk semua kelas dari kelas satu sampi kelas 6 dan disesuaikan sama kebutuhan siswa. Kalau harga perbuku Rp 20 ribu," terangnya.

Baca Juga: Pemkab Karawang Kembali Lakukan Simulasi Makan Siang Bergizi Gratis di SDN Gintungkerta

Selain itu dari hasil penjualan buku LKS tersebut pihaknya juga memberikan program gratis bagi siswa maupun orangtua siswa yang tidak mampu membeli.

"Kita tidak memaksa, jadi yang tidak mampu kita berikan gratis dan kita tidak juga tidak melibatkan korwil maupun dinas pendidikan," jelasnya.

Sementara salah satu orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dawuan Tengah 5, Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek mengeluhkan adanya penjualan buku paket dan LKS (Lembar Kertas Siswa) yang dilakukan pihak sekolah.

"Jadi awalnya si anak disuruh beli buku paket, namun karena buku paketnya belum kunjung datang, maka siswa disuruh membeli buku LKS. Lalu, setelah buku paketnya ada, si anak tasnya dimasukin buku paket dan disuruh bawa pulang dan harus dibayar sama orang tuanya," katanya.

Disampaikannya, mengetahui hal tersebut sebagai orang tua merasa kaget. Dimana sebagai orang harus mengeluarkan uang yang cukup besar. Untuk pembelian buku LKS sekitar Rp 200 ribu dan buku paket Rp 400 ribu dengan total sekitar Rp 600 ribu.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yana Mulyana Libernesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X