Libernesia.com - Dampak erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ada 13 orang meninggal dunia.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan sebanyak 13 orang meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Semeru. Jumlah tersebut merujuk data terakhir yang diterima BNPB pada pagi ini.
Abdul mengatakan informasi tersebut diterima langsung dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang kekinian sedang menuju Lumajang.
Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Kematian Mahasiswi Unibraw, Korban Sempat Melakukan Aborsi 2 Kali
"Total 13 orang dilaporkan meninggal dunia," kata Abdul, dilansir Libernesia.com dari Suara.com, Minggu 5/12/2021.
Dari 13 korban meninggal. Dua di antaranya telah teridentifikasi. Mereka merupakan warga Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
"Sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara," imbuh Abdul.
Baca Juga: Dampak Letusan Gunung Semeru, Jembatan Gladak Perak Lumajang Putus
Sementara itu sebanyak 902 warga mengungsi akibat bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Mereka mengungsi di beberapa titik kecamatan.
Abdul menyebut 305 warga di antaranya mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo.
"Kemudian 409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro," kata Abdul kepada wartawan, Minggu (5/12/2021).
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Terjadi Hujan Vulkanik di Lumajang
Sementara, 188 orang lainnya mengungsi di empat titik pengungsian di Kecamatan Pasirian. Keempatnya meliputi, Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian, dan Masjid Nurul Huda Alon-alon Pasirian.
Selain itu terdapat beberapa warga lainnya yang dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan. Rinciannya; 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal yang di antaranya terdapat dua orang ibu hamil.