Tak hanya itu, bahkan kata pria yang akrab disapa Askun ini mengungkapkan bahwa alangkah baiknya biaya program untuk pembangunan lapangan tenis ini dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas sekolah yang lebih dibutuhkan atau urgent.
"Kabid PO ini ngawur, dia bisa merencanakan program yang lebih dibutuhkan oleh sekolah atau siswa dan masyarakat tidak. Yang mau main lapangan tenis siapa pejabat? Kan sudah ada di GOR," ungkapnya.
Sebelumnya, Karawang Monitoring Grup (KMG) mengendus ada dugaan kepentingan seseorang pejabat tinggi terkait program pembuatan lapangan tenis yang ada pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Ketua KMG, Imron Rosadi menduga ada kepentingan pejabat tinggi terkait adanya program pengerjaan pembuatan lapangan tenis yang rencananya akan dibangun di beberapa sekolah yang ada di karawang.
"Biasanya yang sudah rutin diprogramkan setiap tahun itu di Bidang Pemuda Olahraga (PO) Disdik itu hanya pembuatan lapangan bola voli. Nah, baru tahun ini rencananya ada program pembuatan lapangan tenis. Sedikit ada dugaan kepentingan juga kayanya dari pejabat tinggi di karawang. Ya mungkin titipan program bisa jadi," ungkapnya.
Menurut imron seharunya Dinas Pendidikan melalui bidang Pemuda Olahraga ini bisa lebih konsisten terlebih dahulu pada program yang sudah berjalan. Jangan sampai kata dia, dengan adanya program lapangan tenis yang baru ini hanya sekedar program kepentingan.
"Ya kalau mau pokus saja dulu pada program pengerjaan pembuatan lapangan bola voli, setiap tahun aja program pembuatan lapangan voli ini sering ditemukan bermasalah. Mulai dari pengerjaan diduga asal jadi dan bahkan pengerjaan belum mulai merata di setiap pelosok titik karawang," tegasnya.
Tak hanya itu, menurut imron adanya program pembuatan lapangan tenis ini dinilai kurang efektif atau urgent dan bahkan kurang terlalu dibutuhkan oleh para siswa di sekolah. Terlebih, kata dia harga peralatan untuk olahraga tenis lapangan itu tidak sedikit dan memerlukan anggaran yang cukup besar.
"Kalau lapangan bola voli masih bisa dijangkau lah sama anak-anak dan bahkan masyarakat banyak peminatnya terkait olahraga bola voli. Tapi kalau untuk lapangan tenis saya rasa belum terlalu familiyar di lingkungan masyarakat. Hanya beberapa golongan yang bermain itu," terangnya.
Bayangkan saja kata imron, harga raket tenis lapangan yang asli dibanderol jutaan rupiah. Barang-barang yang harus dipersiapkan untuk berolahraga tenis, di antaranya bola, raket, dan sepatu.
"Yang orisinal, paling murah harga sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 27 juta. Sedangkan harga raket standar Rp 3,5 juta. Untuk pemain internasional harganya sekitar Rp 10 juta sampai Rp 27 juta, termasuk khusus untuk fashion, karena ada emas dan lainnya,” ujarnya.
Sementara Kabid PO Disdik Karawang, Heri belum lama diwawancarai sempat mengaku bahwa memang ada program pembuatan laoangan tenis yang akan dibangunkan di beberapa titik sekolah yang ada di karawang selain lapangan bola voli. Namun, pihaknya belum mengetahui berapa titik dan anggaran yang akan digunakan untuk program tersebut.
"Kalau pembuatan lapangan bola voli anggarannya masih sama dengan tahun lalu dan hanya ada pengurangan titik pengerjaan saja. Nah kalau sedangkan untuk lapangan tenis saya belum punya megang datanya ada berapa," ungkapnya saat diwawancara.***
Artikel Terkait
KMG Endus Ada Dugaan Kepentingan Pejabat Tinggi Karawang Soal Program Pembuatan Lapangan Tenis di Disdikpora
Program Lapang Tenis Disdikpora Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Askun Ungkap Kabid PO Disdik Karawang Jangan Suka Mimpi di Siang Bolong
Askun Desak Disdik Karawang Buka Suara Soal Program Lapangan Tenis Kepentingan untuk Masyarakat Apa Pejabat
Telan Anggaran Miliaran Rupiah Ini Titik SMPN di Karawang yang Rencananya Akan Dibangun Lapangan Tenis