Libernesia.com - PT Jababeka Tbk terus berupaya mengembangkan kawasan Kota Jababeka, sebuah kota mandiri modern terlengkap seluas 5.600 hektare dengan penduduk sekitar 1.2 juta orang.
Hal terbaru, Jababeka telah meresmikan Jababeka Medical City, yang diresmikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin.
Acara peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prasasti, di Gedung Jababeka Medical City, Kota Jababeka, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga: Ratusan Siswa-siswi SMP di Karawang Ramaikan MKKS Cup ke-18
Jababeka Medical City merupakan kawasan industri kesehatan yang akan dikembangkan Jababeka dengan infrastruktur standar WHO untuk menampung wisatawan asing berobat.
Jababeka Medical City ini berada di atas lahan seluas 72 hektare dalam masterplan Jababeka Cikarang seluas 5.600 hektare. Diharapkan nantinya, Kota Jababeka bisa menjadi center of excellence bidang medis dan layanan kesehatan terpadu di Indonesia.
Hingga saat ini, tercatat sejak tahun 2008 hingga 2023, di kawasan Jababeka telah berdiri 20 rumah sakit (4.000+ tempat tidur) yang melayani lebih dari 2.000 perusahaan multinasional dari 34 negara di Kawasan Industri Jababeka dengan sekitar satu juta angkatan kerja.
Selain itu, telah ada puluhan pabrik farmasi di Kawasan Industri Jababeka, antara lain Dexa Medica Group, Ferron Par Pharmaceuticals, Genero Pharmaceuticals, Ethica Industri Farmasi, Combiphar Donga, Anugrah Pharmindo Lestari, Intan Jaya Medika Solusi.
Baca Juga: Merayakan Indahnya Bertoleransi dalam Spring Festival Jababeka
Tersedia lima hotel berkelas bintang 5 di dalam Kawasan Industri Jababeka sebagai tempat menginap. Lalu, di Kota Jababeka sudah sekolah berkualitas.
Menurut Setyono Djuandi Darmono selaku Founder and Chairman PT Jababeka Tbk, ekosistem yang ada di Kota Jababeka sudah lengkap dimana bisa membantu mendukung Jababeka Medical City.
Ia menambahkan bahwa langkah awal Jababeka Medical City bisa dimulai menjadi tempat perawatan bagi masyarakat lokal maupun asing, bukan berobat. Karena Kawasan Jababeka, sebenarnya sudah bisa mendatangkan turis-turis dengan ekosistemnya yang lengkap. Misalnya, seperti bagaimana menjalankan pola hidup sehat, check-up selalu rutin, menjalankan makan yang sehat, mendapatkan nasihat dari dokter.
“Sehingga, di sini bisa menjadi percontohan bagaiman hidup sehat tanpa jatuh sakit. Kalau kita sehat, dan tidak sampai sakit, biaya kesehatan bakal lebih murah dan semuanya jadi lebih baik,” katanya.