Libernesia.com - Masuk ke Kota Intan, tak jauh dari lokasi wisata Cipanas Garut, berdiri Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Perceka. Nah, Perceka ini singkatan dari Percaya Diri, Cekatan dalam Berkarya.
Kampung KB ini berdiri pada tahun 2020. Walaupun bukan merupakan Kampung KB percontohan, namun geliat kegiatan dan pemberdayaan masyarakat yang ada di Kampung KB Perceka ini patut diacungi jempol.
Banyak inovasi yang berhasil diimplementasikan oleh tangan dingin para pengelola Kampung KB tersebut.
Baca Juga: Satreskrim Polres Karawang Bekuk Dua Orang Pelaku Pembakaran Bengkel
Sejumlah inovasi yang berhasil dikembangkan bersama masyarakat di Kampung KB Perceka di antaranya Bengras, yaitu pengelolaan bank sampah warga dengan memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT), Raciku (Remaja Cinta Buku) dan Kebab (Kelompok Baca Buku) yang berbasis taman bacaan buku dan dikelola oleh para remaja yang mondok di Pesantren Syifaus Shudur yang ada di Kampung KB.
Inovasi lainnya, Rem Pakem (Remaja Peduli Anak untuk Kampanye Cegah Stunting), Pesan Ummi (Pesan Santuy Tidak Menikah di Usia Dini), sampai dengan Planter Bag Kangkung di banyak rumah warga dan tembok-tembok gang pemukiman, serta Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) dengan memelihara ikan lele, dipadukan dengan menanam kangkung di atasnya untuk mencukupi kebutuhan pangan harian dan dijual.
"Awalnya kami jalan sendiri dan kami memang tidak mau menunggu bantuan dari mana. Dikerjakan sendiri saja dulu, sambil advokasi terus dilakukan. Alhamdulillah kesininya beberapa dinas mau membantu," kata Ketua Kampung KB Perceka, Hj. Yuyus.
Baca Juga: Petani Binaan Pupuk Kujang Sumbangkan 2 Ton Nanas Segar kepada Korban Gempa Cianjur
Dengan berbagai inovasi yang telah berjalan, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Tarogong, Lia Siti meyakini segala aktivitas yang rutin dilaksanakan sejalan dengan upaya percepatan penurunan stunting, khususnya bagi keluarga yang berada di lingkungan Kampung KB Perceka.
"Saat ini berdasarkan data terakhir, ada 21 keluarga yang dikategorikan berisiko stunting di wilayah Kampung KB, dari total 21 keluarga tersebut, ada 6 baduta yang terkonfirmasi secara rutin didampingi intensif. Dan ada 1 baduta yang perkembangan berat badannya sudah mulai menggembirakan, kenaikannya signifikan. Karena didampingi terus oleh TPK, diberikan PMT di posyandu baik yang bersumber dari dinkes, maupun PMT hasil budikdamber tadi. Berupa olahan lele yang bergizi dan menarik untuk dikonsumsi baduta", ujar Lia.
Lebih lanjut, PLKB yang pernah meraih penghargaan sebagai PLKB Non-PNS terbaik tingkat Provinsi Jawa Barat tahun lalu ini berharap ke depan dukungan lintas sektor di Kabupaten Garut semakin banyak yang mau berkontribusi dan sama-sama mengintervensi Kampung KB. Agar keberadaan Kampung KB semakin dirasakan manfaatnya, terutama dalam percepatan penurunan stunting.***