Libernesia.com - Hasil observasi tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNSIKA yang menemukan dan mencatat situasi saat ini menyatakan bahwa desa Kedungjeruk Karawang memiliki permasalahan pada beberapa bidang, dimana salahsatunya adalah pendidikan.
Potensi dan masalah desa pada bidang pendidikan menyatakan bahwa banyaknya fasilitas keagamaan yang dijadikan sebagai sarana prasarana pendidikan tetapi kualitas dan kuantitas tenaga pendidik masih kurang berbanding terbalik dengan jumlah siswa yang selalu meningkat.
Baca Juga: Terapkan Prinsip Ekonomi Hijau, Pupuk Kujang Raih Proper Emas dari KLHK
Kualitas dan kuantitas pendidik dapat disebabkan karena penerapan pembelajaran yang dilakukan hanya satu arah (metode ceramah), sedangkan sebenarnya pembelajaran saat ini sangat membuka luas kesempatan siswa dalam mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan bukan hanya melalui kegiatan ceramah yang diberikan guru.
Kegiatan penggalian ilmu dan pengetahuan yang dilakukan siswa bebas namun terarah, artinya kegiatan ini harus ada aturan dan difasilitasi.
Guru sebagai salah satu fasilitas dalam kegiatan ini, karena guru akan menjadi tempat konfirmasinya ilmu-ilmu baru yang ditemukan siswa pada saat kegiatan penggalian ilmu dan pengetahuan mandiri, guru dapat juga mengelola sarana prasarana yang belum digunakan secara maksimal pada kegiatan ini.
Baca Juga: Mahasiswa Unsika Menggelar Sosialisasi Penggunaan Pegadaian Digital di Desa Jayamulya
Penggalian ilmu dan pengetahuan secara mandiri yang dilakukan siswa ini tidak terlepas dari kegiatan melihat, membaca, menyimak dari suatu gambar maupun teks.
Kegiatan tersebut dapat kita nyatakan sebagai salah satu bentuk kegiatan literasi.
Siswa dapat menggali ilmu dimana saja yang disediakan guru dengan menempatkan berbagai buku teks bacaan pada sudut-sudut baca ataupun pada tampilan poster-poster berliterasi yang dikondisikan dan ditempel pada jalur yang sering dilalui.
Melihat potensi sarana prasarana di desa Kedungjeruk, tempat-tempat untuk dijadikan sudut baca cukup banyak salah satunya seperti taman dan pelataran masjid.
Penempelan poster berliterasi dapat dilakukan di madding sekolah, pohon-pohon yang besar, pintu kelas dsb.
Kegiatan literasi yang dipaparkan diatas juga sejalan dengan program merdeka belajar dan gerakan literasi sekolah yang di gaungkan pemerintah.
Didalam gerakan literasi sekolah terdapat prinsip-prinsip kegiatan untuk dijadikan acuan pelaksanaan kegiatan literasi, sehingga guru harus memiliki kompetensi dalam menerapkan kegiatan gerakan literasi sekolah (GLS) ini.