umum

Kadinkes Jabar Ungkap Fogging Tidak Efektif Jika Tak Dibarengi 3M Plus

Minggu, 31 Maret 2024 | 22:31 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengatakan, dalam mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah dengan metode fogging, tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan 3M Plus. (foto: humas).

Libernesia.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengatakan, dalam mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah dengan metode fogging, tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan 3M Plus.

Hal tersebut dikatakannya dalam kegiatan BEJA (Bewara Jawa Barat) tentang Antisipasi Demam Berdarah Dengue di Jawa Barat yang dilaksanakan di Gedung Sate, Jumat (8/3).

Baca Juga: Peneliti WMP Ungkap Teknologi Wolbachia Aman untuk Manusia, Hewan dan Lingkungan

"Karena fogging hanya berdampak pada nyamuk dewasa, sementara jentik yang memungkinkan menjadi penyebar nyamuk DBD masih tetap ada sehingga penanganan DBD ini harus komprehensif," katanya.

Cara yang paling efektif dalam mencegah DBD menurutnya, dengan memastikan lingkungan agar tidak ada tempat hidup untuk nyamuk.

"Jangan sampai ada genangan air bersih yang berpotensi jadi tempat kembang biak nyamuk, contohnya di bagian bawah disepenser yang tidak sadari mungkin akan jadi tempat kembang biak nyamuk, itu harus kita bersihkan secara berkala minimal seminggu sekali," ujarnya.

3M Plus sendiri merupakan upaya dalam mencegah penyebaran nyamuk DBD dengan menguras dan menutup penyimpanan air serta membersihkan barang bekas yang bernilai ekonomis. Sementara poin plusnya terdiri dari berbagai macam seperti memelihara ikan yang akan berdampak dalam mengurangi jentik nyamuk atau menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti lavender.

Kadinkes berpesan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan yang dilakukan setiap hari di rumah, lingkungan sekitar dan tempat kerja.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak di RSHS Bandung, Djatmika Setiabudi mengatakan, deteksi dini merupakan hal yang perlu dilakukan dalam mencegah DBD berkembang menjadi lebih kritis.

"Kebanyakan (anak) yang meninggal itu karena datang ke RS dengan kondisi yang sudah terlambat," ujarnya.***

Tags

Terkini