umum

Dedi Mulyadi Ingin Jawa Barat jadi Provinsi Religius Berbasis Ilmu Bukan Berbasis Politik

Jumat, 26 Juli 2024 | 15:48 WIB
Dedi Mulyadi, (foto: istimewa).

Libernesia.com - Dedi Mulyadi mengungkap bahwa Provinsi Jawa Barat kedepan harus menjadi Provinsi religius berbasis ilmu bukan politik.

Hal itu ia sampaikan kepada wartawan usai bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di kediaman Rais Syuriah PWNU Jabar KH Abun Bunyamin di Purwakarta.

Baca Juga: Sebanyak 2788 Pantarlih di Purwakarta Selesaikan Coklit Tepat Waktu

Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyebut selain datang untuk bersilaturahmi dengan para tokoh NU ini, dalam pertemuan itu juga turut membicarakan perkembangan pendidikan agama di daerah Jawa Barat. Adapun salah satu topik yang dibahas yakni tentang pentingnya tenaga pendidik di sekolah menengah yang memiliki basik pesantren.

KDM menilai kelemahan yang ada saat ini adalah dimana banyak orang yang berbicara soal agama tapi tak memiliki basik pemahaman Alquran, hadist dan kitab-kitab.

"Termasuk guru-guru SMA kan tidak berasal dari pendidikan pesantren, sehingga kita ingin di sekolah ada tenaga pendamping non-ASN yang memiliki kemampuan tafsir Alquran, hadist dan kemampuan membaca kitab," kata dia.

Sehingga, sambung dia, pendidikan agama mulai terarah pada sisi keilmuan dan bukan sekadar mendapat referensi dari google atau media sosial. Walaupun ke depan para kiai harus mengikuti perkembangan dengan menjadi guru di media sosial.

Ia meyakini dengan cara seperti itu ke depan Jawa Barat bisa menjadi provinsi yang memiliki nilai spiritualitas berbasis ilmu dan bukan sekadar jargon politik semata.

"Kedepan itu harus menjadi fokus kita apalagi Jabar penyangga Jakarta yang tingkat dinamika keagamaannya sangat tinggi maka harus segera direspon dengan keilmuan. Sehingga ke depan Jabar menjadi provinsi yang memiliki nilai religiusitas berbasis ilmu bukan berbasis politik," ujarnya.

Kang Dedi Mulyadi juga berharap tidak hanya di sekolah, para tokoh atau orang yang memiliki ilmu bisa bisa hadir mengisi masjid di permukiman agar bisa lebih bermanfaat bagi warga.

Sementara itu KH Juhadi menilai ide dan gagasan KDM perlu segera direspon agar pendidikan keagamaan di Jabar bisa semakin meningkat beriringan dengan pendidikan umum baik di sekolah maupun di permukiman warga.

“Sehingga ketika pendidikan umum dan pendidikan agama bisa berjalan dengan baik maka mudah-mudahan Jabar semakin kondusif,” ujar kiai asal Indramayu itu.***

Tags

Terkini