Libernesia.com - Kepala SMPN 1 Purwasari mengungkapkan bahwa penarikan uang infak dari siswa dan guru sudah berjalan sejak tahun 2009 lalu.
Sebelum Bupati Karawang Aep Syaepuloh melarang untuk melakukan infak, pihak sekolah bahkan mengklaim bahwa penarikan uang infak yang bersumber dari siswa dan guru sudah tidak dilakukan lagi sejak awal tahun 2025.
"Dari dulu juga ada infak mah dari tahun 2009 juga sebelum saya disini, tapi sudah kita stop sejak awal tahun ini," terang Kepala SMPN 1 Purwasari.
Sementara menurut Ketua Pembangunan Mesjid SMPN 1 Purwasari, Rani menjelaskan sejarah adanya kegiatan infak yang bersumber dari siswa dan guru tersebut merupakan kegiatan yang diperuntukan untuk pembagunan masjid. Tak hanya itu, bahkan dari hasil infak iti mampu mengurangi beban siswa dan orang tua siswa.
"Peruntukannya bukan hanya untuk masjid, tapi kita juga bantu jika ada siswa yang tidak bisa membeli sepatu, takjiah kepada siswa yang mengalami musibah belum lagi kita kasih bekal kepada siswa yang tidak memiliki uang jajan," terangnya.
Sebelumnya dalam memastikan pelaksanaan penguatan pendidikan agama dan karakter bagi siswa, Bupati Karawang Aep Syaepuloh melarang Kepala SMPN 1 Purwasari melakukan infak kepada siswa maupun orangtua siswa.
Dalam kunjungannya Bupati Karawang Aep Syaepuloh bahkan melakukan iuran kepada setiap pejabat Pemda Karawang yang hadir di lokasi melakukan penggalangan dana untuk membantu pihak sekolah.
"Gak usah minta infak-infak ibu (kepsek) kerja yang bener disini, kan ada koperasi tuh nanti beli zet pum nya biar air wudhu nya kenceng," tegasnya saat berkunjung ke SMPN 1 Purwasari.
Dalam kunjungan tersebut orang nomor satu di Karawang itu memastikan sarana dan prasarana pendidikan masih layak untuk digunakan. “Pagi ini saya bersama pak Wakil Bupati melakukan pengecekan SMPN 1 Purwasari sekaligus peninjauan penerapan pendidikan karakter dan agama bagi siswa SD-SMP. Sekaligus berkeliling sekolah untuk melihat fasilitas yang ada,” ujar bupati
Setelah mereka meninjau dan melihat satu per satu ruangan, Pemkab lantas memutuskan untuk merenovasi 2 ruang kelas belajar untuk memastikan keamanan dan kenyamanan siswa. “Kita upayakan tahun ini mudah-mudahan segera selesai dan bisa digunakan,” tandasnya.
Tak hahya mengecek fasilitas, bupati juga mengecek penerapan surat edaran bupati mengenai penguatan pendidikan agama dan karakter bagi siswa SD dan SMP. Bupati bersyukur penerapannya sudah berjalan dengan baik seperti shalat wajib yang dilakukan secara berjamaah di tiap sekolah-sekolah.
Usai berkeliling, bupati berhenti di masjid sekolah yang masih membutuhkan renovasi. Ia lantas mengajak satu per satu pejabat yang mendampingi untuk ikut beramal mewujudkan perbaikan masjid.