Libernesia.com - Di Jawa Barat, Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah kawasan industri. Puluhan triliun investasi masuk ke Karawang setiap tahun. Namun Karawang masih dihadapkan dengan persoalan serapan tenaga kerja.
Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal, sepanjang 2024 investasi di Karawang mencapai Rp68 triliun, naik drastis dibanding tahun 2023 yang berada di angka Rp42,1 triliun.
Namun, angka investasi itu tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja yang terserap. Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang menunjukkan bahwa pada semester pertama 2022 tenaga kerja yang terserap hanya 4.524 orang. Lalu pada triwulan III 2023, dari 1.934 proyek investasi, hanya 4.314 serapan tenaga kerjanya.
Baca Juga: Peradi: Maraknya Parkir Liar Jadi Bukti Nyata Bobroknya Kinerja Dishub Karawang
Selanjutnya, pada Januari hingga Juni 2025, jumlah investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing yang masuk ke Karawang menembus angka Rp30,24 triliun. Tapi serapan tenaga kerja di Karawang pada Januari-Juni 2025 hanya mencapai 12.209 orang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang, Rosmalia Dewi mengakui kalau trend investasi di Karawang memang positif. Tapi itu kurang terlalu mempengaruhi terhadap serapan tenaga kerja.
Menurut dia, investasi yang masuk ke Karawang adalah investasi padat modal yang tidak terlalu memerlukan banyak tenaga manusia. Terkecuali jika investasi itu padat karya yang menekankan penggunaan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar, tentu akan membantu dalam penyerapan tenaga kerja.
Atas persoalan tersebut yang membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, Rosmalia mengaku akan berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, agar calon tenaga kerja lokal Karawang mampu bersaing. Di antaranya ialah dengan berkolaborasi ke sekolah dan perusahaan, melakukan pelatihan-pelatihan, agar skill atau keahlian lulus sekolah di Karawang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.***