Hari Jadi yang ke-15, Laskar NKRI Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Rawagede

photo author
- Jumat, 25 Maret 2022 | 11:06 WIB
Ketua Umum Laskar NKRI E Suparno
Ketua Umum Laskar NKRI E Suparno

Libernesia.com - Tepat sekitar pukul 22.15 WIB, ribuan massa Laskar NKRI tiba di Monumen Rawagede-Rawamerta, Kabupaten Karawang, Kamis (24/3/2022).

Kedatangan anggota Laskar NKRI bertujuan untuk melakukan napak tilas 'Peristiwa Pembantaian Rakyat Rawagede 9 Desember 1947', dalam rangka memperingati HUT Laskar NKRI ke-15 tahun.

Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Laskar NKRI, hingga pembacaan puisi 'Sukmaku di Rawagede' karya Sukarman HD (Ketua Yayasan Rawagede), di aula terbuka Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga.

Baca Juga: Perencanaan Pembangunan RSUD Karawang Senilai Rp 65 Miliar Ditinjau DPRD Jabar

Secara simbolis, Sukarman HD juga melakukan simbolis penyerahan buku karangannya yang berjudul 'Tragedi Berdarah di Rawagede' kepada Ketua Umum DPP Laskar NKRI, H. ME. Suparno.

Sementara dalam sambutannya, Ketua Umum DPP Laskar NKRI, H. ME. Suparno menyampaikan, selain Monumen Kebulatan Tekad-Rengasdengklok, Monumen Rawagede juga memiliki sejarah penting dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Karena di sinilah, dulu terjadi peristiwa tragis, peristiwa pembantaian ratusan penduduk Rawagede oleh Tentara Belanda saat melancarkan agresi militer pertama pada 9 Desember 1947.

Baca Juga: Polres Karawang Amankan Puluhan Sepeda Motor Hasil Curian

Ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat mengungsi ke arah Karawang. Pertempuran kemudian berkobar di daerah antara Karawang dan Bekasi, mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dari kalangan sipil.

Konon dari cerita ke cerita para saksi sejarah, sambung H. ME. Suparno, kita tidak bisa membayangkan ketakutan rakyat Rawagede saat dibantai Tentara Belanda kala itu. Bersembunyi di dalam air hingga ditutupi eceng gondok pun, dengan kejinya Tentara Belanda tetap menembaki rakyat Rawagede.

"Malam ini kita Keluarga Besar Laskar NKRI berkumpul di Monumen Rawagede, bukan hanya sekedar untuk mengirimkan do’a kepada para almarhum para pahlawan kita terdahulu. Lebih dari itu, kita harus lebih bisa memaknai sejarah Monumen Rawagede sebagai individu-individu masyarakat yang akan terus menjaga, merawat dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutur H. ME. Suparno.

Baca Juga: Langkah SMSI Sudah Tepat, Merancang Skenario Masa Depan Media Siber

Disampaikannya, peristiwa pembantaian rakyat Rawagede oleh Tentara Belanda telah berlalu. Tetapi sejarahnya akan terus dikenang, sebagai tonggak untuk mengisi sendi-sendi pembangunan.

"Apalagi kini sudah era-nya reformasi, bahkan sudah merambah kepada bentuk pembangunan yang serba digital," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nurdin

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X