Perjalanan ke Kota Kuda Kuningan PART II - Belajar dari Mereka yang Dilupakan

photo author
- Jumat, 17 Desember 2021 | 23:56 WIB
Ilustrasi (Foto: Pixabay)
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

 

Libernesia.com- Setelah membaca Part I, aku akan kembali bercerita meneruskan kisah perjalananku ke Kota Kuda Kuningan Jawa Barat.

14 Desember 2014

Bintang dan bulan telah pulang ke tempatnya, giliran sang mentari membumbung tinggi memberikan fijarnya yang memberikan kehangatan Kota Kuda. Hari sudah mulai siang saatnya bersiap diri, ke enam sahabku pulang terlebih dahulu dengan kereta, sedangkan aku seorang diri menyempatkan waktu bercengkrama bersama sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kuningan.

Hari minggu itu terlukis oleh sebuah pengalaman berada di Kota Kuda yang bermakna dan mampu membangkitkan aku dari tidur panjangku.

Baca Juga: Cegah Politik Uang, Forum Muda NU Minta KPK Awasi Muktamar NU di Lampung

Aras adalah sahabat lamaku dia adalah ketua komisariat PMII Universitas Kuningan, dia yang telah menemaniku berkeliling kota dengan vespa biru mudanya, disini aku dikenalkan dengan Aof , dia adalah Ketum PMII Kuningan, posturnya tinggi dan berkacamata, buku bacaannya luar biasa tebalnya.

Ngomong- ngomong soal Aras, pertama kali aku dipertemukan di sebuah kegiatan Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII di Indramayu, nah sekedar informasi saja bahwa di PMII itu ada pendidikan formalnya, yaitu Mapaba, PKD, PKL dan PKN. Aku memiliki pengalaman yang cukup berkesan dengannya.

Pada bulan Desember 2012, aku mengikuti PKD di Indramayu, selepas kegiatan itu berakhir, kami menyempatkan berkunjung ke Pantai Karang Song, sepanajang perjalanan ku ke pantai terlihat deretan rumah dengan halaman-halaman yang terbuka dan cukup luas, berbeda sekali dengan kota dimana aku tinggal, ditempatku saat ini, bangunan-bangunan mulai congkak meninju langit, rumah-rumah mulai tertutup, terkadang dengan tetangga saja tidak kenal.

Baca Juga: Berbeda dengan Gejala Varian Lainnya, Ini Lima Gejala Virus Covid-19 Varian Omicron

Sore itu hari sudah nampak gelap, baru sebentar berkunjung ke Pantai Karang Song, kami putuskan untuk kembali ke tempat pelatihan, awan hitam seolah mengejar kami, tak tertahankan lagi, hujan mengguyur penduduk bumi, sesegera mungkin kami mencari tempat untuk berteduh. Ada sebuah salon kecantikan yang sudah tutup, kami pun memutuskan untuk berteduh disitu.

Perasaan ku sudah tidak enak, benar saja pemilik salon itu keluar menyapa kami, tubuhnya besar, dengan make up tidak terlalu tebal, rambutnya cukup panjang, pas ngomong suara laki-laki. Kaget sekali aku ternyata orang itu seorang waria.

Kami pun diajak ke rumah nya di belakang bangunan salon itu, di jamu dengan air teh manis hangat. Aku pun was-was, aku pun menaruh curiga dalam hati, ah bagaimana kalau dalam minuman ini ditaruh obat tidur bahkan obat perangsang. 

Baca Juga: Perjalanan ke Kota Kuda Kuningan PART I - Ada Rasa yang Tertinggal

Temanku Aras coba menenangkan ku, dia mulai meminum teh itu, setelah aku lihat dia baik-baik saja aku pun baru meminum teh itu, aman! Kataku dalam hati.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Didi Suheri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X