kesehatan

WHO Sebut Varian Omicron Dianggap Berbahaya, Cek Resiko dan Gejalanya

Selasa, 30 November 2021 | 09:41 WIB
Ilustrasi Virus (Freepik)


Libernesia.com - Sejak pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, Virus Corona Varian baru, yaitu Varian Omicron, telah menjadi perhatian khusus oleh organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bahkan, WHO telah menyatakan bahwa virus varian Omicron itu sebagai Varian Of Concern Atau Varian yang menghawatirkan. Virus ini diidentifikasi telah menyebar di Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel.

"Omicron memiliki jumlah mutasi spike yang tidak pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan karena dampak potensial mereka pada arah pandemi," kata WHO, dilansir dari BBC News, Selasa (30/11/21).

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Omicron memiliki sekitar 30 mutasi yang terjadi pada protein Spike. Bagian virus yang menyerupai tonjolan paku ini digunakan virus untuk mengikat sel pada tubuh manusia.

"Dan ini mutasi paling banyak, dari varian yang selama ini sudah ada,"kata Prof Tjandra Yoga Aditama.

Kemunculan omicron pun menjadi momok menakutkan untuk beberapa negara yang berencana akan kembali membuka negaranya untuk warga asing.

Berikut adalah Fakta Fakta tentang Varian Omicron :

1. Gejala Varian Omicron

Orang yang terjangkit Covid-19 varian Omicron pada umumnya merasakan gejala yang tidak jauh berbeda dengan penderita Covid-19 varian lain.

Berdasarkan laporan Angelique Coetzee, dokter di Afrika Selatan, sejumlah pasien muda sering mengeluhkan nyeri sendi dan otot disertai sakit kepala saat terkena varian Omicron.

Kebanyakan pasien muda di Afrika Selatan mengaku tidak merasakan gejala kehilangan penciuman saat terjangkit Covid-19 varian Omicron.

Namun, belum diketahui pasti apakah varian Omicron memang tidak menimbulkan gejala kehilangan penciuman seperti pada penderita Covid-19 varian lain.

2. Risiko Varian Omicron

Sampai saat ini, para ahli masih mempelajari tingkat bahaya Covid-19 varian Omicron dan risikonya terhadap pasien.

Di Afrika Selatan, memang terjadi peningkatan keterisian rumah sakit. Namun, ini bisa disebabkan oleh peningkatan jumlah kasus secara keseluruhan, belum tentu hanya karena varian Omicron.

Halaman:

Tags

Terkini

Manfaat dan Tips Cek Gula Darah Rutin Mandiri

Rabu, 30 Oktober 2024 | 17:14 WIB

Lantik 377 PPPK Anyar, Ini Pesan Kepala BKKBN Jabar

Selasa, 30 April 2024 | 13:54 WIB

Gejala Polio Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

Minggu, 31 Maret 2024 | 22:45 WIB