Libernesia.com - Sapturi (13) warga Kampung Karang Anyar, Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang harus terbaring karena sakit yang dideritanya.
Hampir 2 minggu lebih Sapturi terbaring di tempat tidur akibat pembengkakan pinggul sebelah, hingga bocah malang tersebut kesulitan untuk sekedar jongkok bahkan duduk pun susah.
Pasalnya, sejak kecil sudah tidak mendapat kasih sayang seorang ibu, karena perceraian kedua orangtua.
Baca Juga: Wanita yang Pamer Payudara dan Alat Kelamin di Bandara DIY Ditangkap Polisi
Sapturi menderita pembengkakan di pinggul diduga karena terjatuh saat main bola dengan teman sebayanya saat di sekolah.
Atem pihak keluarga Sapturi menjelaskan, selama 2 minggu kebelakang sebetulnya Sapturi sudah coba dibawa ke dokter di rumah sakit Karawang. Namun, karena diagnosa awal dokter, Sapturi kemungkinan suspect kanker tulang, maka, harus dirujuk ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, atau RS Dharmais di Jakarta untuk pemeriksaan laboratoriom lanjutan.
Baca Juga: Bripda Randy Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Pembunuhan Mahasiswi Unibraw
Disinilah kemudian muncul permasalahan, terkait jaminan kesehatan yang digunakan Sapturi. Sementara ini Sapturi berobat menggunakan layanan umum.
Hal ini tentu dirasa berat, mengingat ayah Sapturi yang hanya bekerja sebagai kuli harian dengan penghasilan seadanya. Ditambah suaminya (Kakak Sapturi, red) bekerja cuma sebagai buruh pabrik biasa, bila harus berobat lanjutan ke RSHS atau ke Jakarta, Atem kebingungan mengenai bagaimana biaya dan untuk akomodasi transportasi selama Sapturi disana.
Baca Juga: Pencarian Didi yang Hilang di Kawasan Curug Santri Karawang Masih Nihil
Lebih lanjut, Atem menambahkan soal jaminan kesehatan, Sapturi sebetulnya punya Kartu KIS pemerintah. Namun, saat diurus minggu lalu sedang dalam kondisi non-aktif. Adanya perbedaan data, terkait perubahan nama yang pernah dulu dilakukan ibunya di KK, menyebabkan adanya ketidaksesuaian di data BPJS.
"Sejak minggu lalu, data KIS Sapturi sudah diurus oleh PSM, dibantu pihak kelurahan, kecamatan hingga Dinsos hingga keluar rekomendasi dan data DTKS," ujar Atem, Senin 6/12/2021.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Tentang Letusan Gunung Semeru
Ia melanjutkan, setelah perbaikan data dan mendapat rekomendasi Dinsos Karawang, tinggal sekarang lapor ke Dinas Kesehatan untuk proses re-aktivasi KIS PBI nya. Atem berharap, Sapturi bisa segera dirujuk lewat jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah, karena kondisinya perlu segera ditangani lanjutan.