umum

Ingar Skandal Dugaan Pertamax Oplosan, Begini 3 Curhatan Guru Honorer di Karawang: Sudah Setia, Malah Bikin Kecewa

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:39 WIB
Potret Dirut Pertamina sekaligus tersangka kasus dugaan korupsi minyak mentah, Riva Siahaan (paling kiri). (Dok. Pertamina Patra Niaga).

Adi menyebut, dirinya yang kini berprofesi sebagai guru honorer merasakan dampak dari skandal korupsi Pertamina.

Sebab, pengajar di SMPN 1 Cilamaya Wetan itu perlu menempuh waktu perjalanan 20 menit dari rumahnya menuju sekolah. Tentu, aktivitas itu memerlukan ongkos BBM yang tidak sedikit untuk kendaraannya.

"Rumah saya di Cikampek, menuju sekolah SMPN 1 Cilamaya Wetan itu butuh sekitar 20 menit," terang Adi.

"Sekarang naik isu Pertamax di berbagai pom bensin Pertamina itu dioplos, kami sebagai guru honorer yang juga sama mencari uang, kena dampaknya," tambahnya.

Sudah Setia Pakai Pertamax, Malah Dioplos Pertalite Juga

Dalam kesempatan yang sama, Adi menyoroti dirinya yang kerap memakai jalur Pertamax dalam berbagai momen antrian pada pom bensin di daerahnya.

"Saya dari dulu selalu pakai jalur Pertamax, isi full tank, percaya itu bakal hemat setidaknya selama 3-4 hari," tuturnya.

Namun, kesetiaan Adi yang selalu pakai jalur Pertamax itu seolah dikhianati usai adanya isu skandal Pertamax oplosan oleh PT Pertamina.

"Saya sudah setia pakai jalur Pertamax malah katanya dioplos Pertalite juga, ‘sudah setia malah bikin kecewa’, sungguh tragis kesetiaan ini." tambahnya.

Kecurigaan sang Guru di Karawang Soal Mesin Kendaraannya

Adi juga mengungkap adanya kecurigaan terkait mesin motornya yang dinilai terdapat keanehan sejak 2 bulan ke belakang.

"Ketika saya mulai curiga itu sejak 2 bulan lalu, 'aneh biasanya mesin motor saya tidak begini' saya bahkan pergi ke tempat service (kendaraan)," sebut Adi.

"Kemudian ada isu ini (Pertamax Oplosan), tidak ada salahnya dong saya curiga, jangan-jangan memang benar dioplos," sebutnya.

Di sisi lain, Adi mengaku tidak ingin terlalu mempermasalahkan hal itu dan lebih berfokus untuk tetap bekerja dengan maksimal sebagai guru SMP di wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang.

"Semuanya sudah diatur, biarkan ini diusut pihak berwenang. Kami sebagai masyarakat Indonesia hanya memantau perkembangan skandal ini," tandasnya.***

Halaman:

Tags

Terkini