umum

Kekerasan Perempuan dan Anak di Jawa Barat Meningkat di Tahun 2021

Kamis, 16 Desember 2021 | 13:25 WIB
Anggota DPRD Jabar Sri Rahayu (Libernesia)

Libernesia.com - Kekerasan perempuan dan anak di Jawa Barat ada peningkatan di tahun 2021, khususnya kekerasan terhadap anak.

"Beberapa kasus yang kami temukan di Jawa Barat ini cukup luar biasa, yang sedang heboh-hebohnya hari ini adalah kaitan dengan satu sekolah, yang gratis di kota Bandung ternyata ada efek yang tidak bisa kita maafkan,"kata Sri Rahayu, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Kamis 16/12/2021.

Sebagai politisi perempuan dan aktivis pegiat perlindungan perempuan dan anak, Sri Rahayu sangat konsen terhadap perlindungan perempuan dan anak.

Baca Juga: Sering Terjadi Pelecehan Seksual di Pesantren, Gubernur Ridwan Kamil Akan Audit Pengelolaan Pesantren

Sri mengecam keras terhadap adanya oknum guru yang mencabuli muridnya 12 orang dan sampai melahirkan anak.

"Ini sungguh-sungguh miris bagi saya ketika hari ini terjadi di Jawa Barat dan ada lagi yang notabene adalah sekolah ramah anak, tapi tidak aman sekolah gratis hanya modus namun ternyata menjual bayinya ini sebagai anak yatim piatu," ungkap Sri.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Lampung

Lebih lanjut Sri menjelaskan, akibat terjadinya perilaku kejahatan tersebut, Perda Nomor 3 tahun 2021 tentang penyelenggaraan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Barat, harus segera di sosialisasikan dan dibutuhkan kerjasama yang baik untuk menekan tingkat kekerasan terhadap anak di seluruh Indonesia khususnya di Jawa barat.

"Saat ini kami sudah sosialisasikan di 27 Kabupaten Kota secara daring bersama DP3AKB provinsi Jawa Barat, Deputi perlindungan anak Kementerian PPA, bagian hukum dan praktisi aktivis perlindungan anak," papar Sri.

Baca Juga: Wika Salim Pose Jongkok, Warganet Gelisah Lihat Bayangan di Kaca

Untuk mensosialisasikan Perda ini, Sri Rahayu akan menggandeng para aktivis aktivis perempuan dan organisasi yang peduli terhadap anak diantaranya Motekar, PEKA, Puspa dan P2TP2A yang sudah dibentuk di beberapa kabupaten kota ini bisa mensosialisasikan kepada masyarakat.

"Karena kekerasan terhadap anak yang terjadi akibat orang terdekat, pemahaman ini harus diberikan kepada masyarakat bahwa jangan pernah lengah untuk melindungi anaknya, jangan pernah terkecoh dengan orang terdekat yang baik ternyata dia lah laku sesungguhnya kekerasan terhadap anak," tegas Sri.

Baca Juga: Tahan Imbang Vietnam, Selangkah Lagi Timnas Indonesia Lolos ke Semifinal

Sri berharap tingkat kekerasan terhadap anak di Jawa Barat, bisa disosialisasikan ketingkat bawah melalui rapat minggon Kecamatan maupun Desa, agar perilaku kejahatan terhadap anak dan perempuan bisa di cegah.

Halaman:

Tags

Terkini