"Beberapa tukang bangunan pun tidak bisa melakukan perbaikan, harus dirombak ulang bilangnya" tutur dia.
Apalagi, lanjut Veronica, di setiap musim penghujan datang, kondisi atap bangunan tersebut rapuh dan dapat membahayakan.
"Ketika hujan turun disetiap ruangan mengalami kebocoran, genteng jatuh, kayu patah," ujarnya.
Selain itu, disaat hujan turun, dia bersama pegawainya harus mempertaruhkan nyawa untuk mengamankan aset milik negara itu.
"Semua aset pemda seperti bentuk komputer maupun alat dan berkas lainnya harus kita amankan, baru kami mengevakuasi badan kami," ujarnya.
Selain kondisi bangunan yang sudah bobrok, Puskesmas Wanakerta juga berdiri diatas tanah yg diklaim milik salah satu warga yang saat ini statusnya menjadi tanah sengketa.
"Setiap tahun kami selalu mendapatkan anggaran. Tetapi, tidak bisa melakukan pembangunan apapun diatas tanah ini. Katanya tanah ini berstatus sengketa," ungkapnya.
Mirisnya, ketika ada bangunan yang masih bisa dilakukan perbaikan dan diadakan penambahan barang atau alat, selalu dirusak bahkan alat-alat prasarana pun sering kali hilang.
"Hanya sekedar memperbaiki Ipal pun dipotong-potong, kemudian toren air belum sehari sudah hilang," ungkap Veronica.
Dia pun mengaku ketika ingin membangun aula untuk tempat rapat untuk para petugas puskesmas pun harus melalui negosiasi yang begitu alot.
"Awalnya pembangunan aula tidak diperkenankan untuk berdiri, namun setelah negosiasi dan memberikan uang baru bisa melakukan pembangunan," kata dia.
Dia juga bersama pegawai puskesmas lainnya seringkali mendapatkan teror saat hendak melakukan pembangunan maupun disaat bertugas di puskesmas tersebut.
"Orangnya mungkin yang merasa memiliki tanah ini, tapi kami punya bukti CCTV," jelasnya.
Veronica yang tak kuasa menahan tangis pun mengaku, ada pihak lain yang telah melakukan intimidasi terhadap pegawainya.
"Saya takut keamanan pegawai saya terganggu keamanannya, karena sudah menjadi bukti kemarin-kemarin, siapapun yang melakukan perbaikan ini (gedung puskesmas) diganggu. Saya mohon, kami bukan mengeluh, tapi ini kejadian, kami tidak mau sendiri agar diperhatikan oleh semua," ungkapnya.
Artikel Terkait
Cellica Minta Diskominfo Karawang Responsif Terhadap Aduan Warga di Media Sosial
Kabupaten Bogor Turun ke Level 2, Ade Yasin Izinkan Tempat Wisata Buka Dengan Kapasitas 25 Persen
Bagaimana Hukumnya Dapat Kerja Hasil Nyogok, Ini Kata UAS
Bashoka Adakan Kontes Ikan Koi Tingkat Nasional