Dari Burger hingga Spageti, Ahli Gizi Pertanyakan Arah Menu Makanan di Program Makan Bergizi Gratis

photo author
- Kamis, 25 September 2025 | 20:23 WIB
Ahli Gizi, dr. Tan Shot Yen menyoroti menu makanan yang dinilai tak layak konsumsi dalam Program MBG di sebagian wilayah Tanah Air. (Instagram.com/@drtanshotyen)
Ahli Gizi, dr. Tan Shot Yen menyoroti menu makanan yang dinilai tak layak konsumsi dalam Program MBG di sebagian wilayah Tanah Air. (Instagram.com/@drtanshotyen)

Libernesia.com - Gelombang kasus keracunan massal yang kini tengah menerpa program Makan Bergizi Gratis (MBG) memicu pertanyaan besar tentang standar pengawasan dan kualitas makanan yang disajikan.

Alih-alih menjadi jawaban atas masalah gizi anak, kini program MBG justru menghadapi ujian serius setelah ratusan korban jatuh hanya dalam rentang 3 hari ke belakang.

Baca Juga: BGN Surati SPPG Bermasalah, Dapur Penyebab Keracunan Massal Ditutup hingga Tim Investigasi Mulai Bekerja

Sorotan publik bukan lagi sebatas pada jumlah korban, tetapi juga pada menu yang disajikan dalam program tersebut.

Muncul kritik tajam dari kalangan ahli gizi mengenai pilihan makanan yang dianggap tidak mencerminkan kekayaan pangan lokal Indonesia.

Kejadian ini membuat publik bertanya, apakah program MBG benar-benar berangkat dari kebutuhan gizi masyarakat atau sekadar memenuhi target politis.

Kementerian dan lembaga terkait kini berlomba memberi penjelasan, namun di lapangan, masyarakat justru menaruh curiga.

Transparansi proses investigasi juga menjadi tuntutan utama agar kasus keracunan tidak hanya berhenti sebagai insiden, melainkan dijadikan momentum perbaikan menyeluruh dalam program MBG di sekolah.

Di saat program MBG diharapkan membawa solusi, justru muncul kesan adanya kelemahan struktural, mulai dari standar dapur penyedia hingga pengawasan distribusi.

Terlebih, kini Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang menyebut pihaknya telah membentuk tim investigasi yang khusus untuk menindaklanjuti kasus keracunan di sekolah.

“Tim investigasi sudah dibentuk, ada tim internal dari kami dan sekarang lagi proses, bahkan sudah mulai berjalan,” kata Nanik kepada awak media di Jakarta, pada Kamis, 25 September 2025.

Di sisi lain, Nanik sempat menegaskan, investigasi melibatkan kepolisian, BPOM, dan dinas kesehatan agar proses berjalan transparan.

Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, RSUD Jatisari Resmi Buka Layanan Ortopedi

Lantas, bagaimana gelombang kritikan yang muncul imbas maraknya kasus keracunan massal yang dialami para siswa dalam program MBG tersebut? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yana Mulyana Libernesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X