Libernesia.com - Taman Ekoriparian di Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang kumuh dan tak terawat. Padahal taman tersebut menelan biaya sebesar Rp 1,5 miliar.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Keanekaragaman Hayati (PPKH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang, Dede Pramiadi mengatakan, mulainya taman tersebut dibangun atas dasar aspirasi warga setempat.
Baca Juga: Kejaksaan Diminta Usut Kasus Dugaan Manipulasi Petugas Kebersihan di DLHK Karawang
Warga meminta bantuan pemerintah untuk membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar pencemaran limbah kulit di wilayah tersebut bisa terkendali.
"Jadi itu lahan hibah dari warga, rencana awalnya dibuat untuk pengolahan limbah, ditambah taman biar masyarakat bisa memanfaatkan biar bisa main kesitu,” katanya seperti dilansir tv berita.
Dia menyebut, biaya untuk membangun taman tersebut menelan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar, di antaranya untuk pengurugan, area taman maupun vegetasi.
“Untuk IPAL termasuk jaringan pipa dari sumber ke lokasi,” tambahnya.
Rencana tak sesuai hasil, Taman Ekoriparian tersebut hanya aktif dan berjalan selama 10 hari saja. Dede mengaku bingung karena beberapa properti seperti lampu, pompa, jaringan listrik hingga kabel penghubung IPAL raib dicuri orang.
“Dinas sudah lapor ke kepolisian, dan masih sedang dalam pendataan barang yang hilang,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, taman tersebut memiliki luas sekitar 380 meter². Lokasinya cukup terpencil karena taman dihimpit lahan kosong dan kuburan. Sementara, akses jalan masih terbatas. Untuk menuju ke taman, harus melintasi jalan setapak ke dalam kuburan.
Karena tidak berjalan sesuai rencana, DLH Karawang menyetop sementara dana untuk perawatan taman. Karena jika taman beserta propertinya diperbaharui, dikhawatirkan terjadi kehilangan serupa.
Dede juga melakukan konsultasi langsung ke kementerian untuk meminta solusi pengolahan limbah yang lebih safety dan praktis.
“Akhir bulan kita udah konsul, kita minta alternatif solusi teknis. Teknologinya apa kita masih tunggu, yang tidak memerlukan banyak komponen seperti listrik dan lain-lain. Kalau udah ada petunjuk teknis, kita akan rombak,” ungkap Dede.