umum

Kolaborasi Pupuk Kujang dan Baitul Maal PLN di Program Makmur Bantu Petani Dhuafa Menjadi Berdaya

Senin, 11 September 2023 | 09:11 WIB
Pupuk Kujang bersama Petani Pemalang

“Program Makmur sudah berjalan 4 musim di sana,” kata Saiful.

Selain hasil panen yang meningkat, peserta Program Makmur di Jebed Selatan, juga mendapat peningkatan rendemen. Dari awalnya 55 persen meningkat jadi 64 persen.

“Artinya beras yang dihasilkan semakin banyak,” ujarnya.

Beras yang dihasilkan pun bukan sembarangan. Di sana, petani didampingi hingga bisa menghasilkan beras premium berkualitas tinggi. Menanam varietas Ciherang dan Inpari 32, hasil panen para petani dibeli oleh PT Pemalang Agro Sejahtera untuk menghasilkan beras premium yang diberi merek Beras Makmur.

Sementara itu, Nurul Huda dari Yayasan Baitul Maal PLN menuturkan, meski PLN adalah BUMN di klaster energi, tak menghalangi untuk berkolaborasi dengan Pupuk Kujang yang berada di klaster pupuk pangan.

“Ini merupakan sinergi BUMN untuk mendukung Program Makmur sebagai cara mensejahterakan petani. khususnya petani penggarap,” kata Huda.

Huda menuturkan, Baitul Maal PLN tergerak membantu petani penggarap di Jebed Selatan karena mereka belum sejahtera.

Baca Juga: Bawaslu Warning Saran Ibadah Jangan Dijadikan Tempat Kampanye

“Tak sedikit juga para penggarap ini terjebak sistem ijon, gabah yang mereka hasilkan dibeli dengan harga rendah sebelum panen,” ungkap Huda.

Karena berbagai kendala itu, ujar Huda, para penggarap ini termasuk kategori mustahik atau penerima zakat.

“Para penggarap ini bahkan terdata sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah, kebanyakan penggarap ini rata-rata tinggal di rumah semi permanen,” Huda menambahkan.

Dengan mengikuti Program Makmur, para penggarap diajak untuk meningkatkan keuntungan karena berada dalam ekosistem bisnis yang jelas.

Baca Juga: Polda Jabar Ungkap Kasus Tindak Pidana Bidang Mineral dan Batu Bara Tanpa Izin

“Dalam Program Makmur, modalnya dibantu, nutrisi tanaman terjamin, budidaya dikawal hingga hasilkan panen yang baik, bahkan hasil panen sudah pasti ada yang beli. Jadi keuntungan penggarap ini memang bisa terukur,” kata Huda.

Dengan keuntungan yang meningkat ini, ujar Huda, para penggarap tidak lagi terjebak ke dalam siklus hutang dan riba para lintah darat.

“Dengan mencapai keuntungan yang terukur itu, para penggarap bisa berubah dari penerima zakat menjadi pemberi zakat. Itu misi kita,” kata Huda.***

Halaman:

Tags

Terkini