Libernesia.com - Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) keripik tempe mengeluh karena kesulitan untuk mendapatkan bahan minyak goreng dipasaran.
Belum lagi melambungnya harga kedelai. Harga komoditi bahan baku pangan sejuta umat, tahu dan tempe itu terpantau meroket belakangan ini.
Dampak dari meroketnya harga kedelai para perajin tahu dan tempe di pulau Jawa kompak akan mogok produksi. Aksi tersebut rencananya akan dilakukan selama 3 hari, dari tanggal 21 sampai 23 Februari 2022 mendatang.
Baca Juga: Kapolri Bantu Sinta Auliya Bocah Penderita Tumor Tulang Kaki
Kementerian perdagangan merilis data yang melaporkan harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022, mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp 11.240 per kilogram.
Masyarakat pun kini mengalami kondisi ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Bagaimana Nasib Perajin Keripik Tempe?
Apa jadinya ketika bahan baku dari sebuah produk yang diusahakan melonjak dan mulai langka? Pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga pula” sepertinya betul-betul pas dengan yang dialami perajin keripik tempe. Setelah minyak goreng yang jadi langka, kini harga kedelai dan tempe pun ikut meroket.
Baca Juga: Dia yang Lapor Dia yang Jadi Tersangka, Itulah Nasib yang Dialami Nurhayati
Seperti yang kini dirasakan Fitri, seorang perajin keripik tempe di Kota Bandarlampung, provinsi Lampung. Kenaikan harga kedelai seolah memukul usaha yang dikelolanya.
Fitri yang telah memulai usaha kripik tempe sejak 2011 silam itu bercerita bahwa saat ini biaya produksi kripik tempe semakin berat. Pasalnya, selama dua bulan terakhir produksi keripik tempenya seolah diterpa badai yang tak kunjung reda akibat kendala bahan baku.
“Harusnya seminggu itu, cuma libur minggu doang atau sehari libur, ini disiasatinya libur bisa 3-4 hari. Yah, karena kelangkaan minyak ditambah kacang kedelai naik pula. Harga kacang kedelai sekarang sekarung hampir Rp. 600ribu kalau per kilo itu hampir Rp. 13ribu lebih lah,” ungkap Fitri Aryani dilansir Libernesia.com dari Mediatani, Minggu 20/2/2022.
Baca Juga: Kebijakan Lahan Sawah Dilindungi Berbenturan dengan Perda LP2B, Ini yang Jadi Sorotan
Kelangkaan minyak goreng pada beberapa minggu belakangan ini telah menekan produktifitasnya, kini mimpi buruk pun berlanjut dengan naiknya harga kedelai di pasaran.
“Iya bener ketimpa tangga kalau kata peribahasa mah. Kalau minyak itu kita dapet 2 liter itu, kadang harga 40-45 ribu. Udah itu cari minyak kesulitan sampe muter-muter nyari minyak. Terus kedelai mahal, cocok kan,” jelasnya
Artikel Terkait
Minyak Goreng Langka, Minyak Kelapa Bisa Jadi Alternatif
Kebijakan Lahan Sawah Dilindungi Berbenturan dengan Perda LP2B, Ini yang Jadi Sorotan
Keren! PKL GP ANSOR Karawang Turut Dihadiri Stafsus Presiden.
Dia yang Lapor Dia yang Jadi Tersangka, Itulah Nasib yang Dialami Nurhayati
Kapolri Bantu Sinta Auliya Bocah Penderita Tumor Tulang Kaki